Indonesia Luncurkan Bank Emas, Namun Cadangan Emas Masih Tertinggal Dibandingkan Negara Lain
Prabowo berharap, dengan adanya Bank Emas, Indonesia dapat mengelola cadangan emas secara lebih efisien, meningkatkan ketahanan ekonomi, dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. Namun, meski antusiasme terhadap langkah ini cukup besar, data menunjukkan bahwa cadangan emas Indonesia selama lima tahun terakhir stagnan. Berdasarkan riset PT Hartadinata Abadi Tbk., yang mengutip data dari Kemenko Ekonomi, cadangan emas Indonesia hanya mencakup 4% dari total cadangan devisa negara. Angka ini jauh di bawah rata-rata bank sentral dunia, yang mencapai lebih dari 20%.
Bahkan, negara-negara besar seperti China dan India, yang telah lama menjadi pemain utama dalam pengelolaan emas, terus meningkatkan cadangan emas mereka. Sejak 2022, bank-bank sentral dunia tercatat telah mengakumulasi sekitar 1.000 ton emas, dengan negara-negara berkembang seperti Polandia, Turki, dan India melakukan pembelian emas yang signifikan. Pada 2024, pembelian terbesar datang dari Bank Nasional Polandia (90 ton), Bank Sentral Turki (75 ton), dan Reserve Bank of India (73 ton), sementara People's Bank of China menambah cadangannya sebanyak 40 ton.
Secara keseluruhan, cadangan emas Indonesia jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Menurut data dari World Gold Council pada kuartal IV/2024, Indonesia tidak masuk dalam jajaran negara dengan cadangan emas terbesar di dunia. Sementara itu, negara-negara seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Italia memimpin dengan cadangan emas yang sangat besar.
Dengan strategi baru melalui Bank Emas, Indonesia berharap bisa mengejar ketertinggalan ini dan meningkatkan peran emas dalam perekonomian negara. Namun, tantangan besar tetap ada, mengingat cadangan emas Indonesia yang masih minim jika dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya, yang terus memperkuat ketahanan ekonominya melalui akumulasi cadangan emas yang signifikan.
Leave a Comment